KNPB Wilaya meepago sikapi, konflick topo di kab nabire provinsi papua tengah itu bukan perang suku tetapi benar-benar konflik sosial//Poto pj.com (its)


NABIRE, Perilaku-Jujur. Com Melihat dengan konflik horizontal yang terjadi di Topo Distrik uwapa, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah pada pekan lalu merupakan murni perang antara kelompok oknum tertentu bukan perang antar suku Yakni" Suku Mee dan Danni.


Hal ini ditegaskan oleh Jubir Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Nabire Samuel Kobepa dalam konferensi pers KNPB Se-meepago di Nabire, Selasa, (12/06/2023) dalam rilisan yang diterima Awak Media ini.


KNPB wilayah Meepago mengatakan konflik horizontal yang terjadi adalah murni konflik antara masyarakat tertentu bukan konflik antar suku Mee dan Dani.


Karena menurutnya konflik yang terjadi di topo Nabire adalah konflik horizontal akibat sengketa tanah di Topo di Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tengah.


KNPB meepagoo berharap kepada semua pihak stop kembangkan isu yang tidak benar. Karena konflik di topo adalah murni perang masyarakat tertentu saja.


“Tidak semua masyarakat suku Mee dan Dani yang terlibat dalam konflik itu,” pungkasnya.  KNPB Se-meepago peryataan sikap 6 Poin bahwa:


Pertama, Stop kembangkan isu peran suku. Karena tidak semua masyarakat suku Mee dan Dani yang ikut terlibat dalam konflik tersebut.


Kedua, kami menghimbau seluruh Rakyat Papua wilayah Mepago jangan terpancing dengan konflik ini. Karena musuh kita bersama adalah kolonial, kapitalis, dan imprealis bukan sesama orang asli Papua.


Ketiga, kami KNPB meepago menghimbau kepada rakyat Papua di Nabire jangan percaya terhadap TNI/POLRI dan pemerintah kolonial karena mereka aktor utama penindas rakyat Papua.


Keempat, kami KNPB meepago tegaskan kepada oligarki lokal berhenti mamfaatkan rakyat Papua melalui konflik yang terjadi saat ini demi kepentingan politik praktis di provinsi Papua Tengah.


Kelima, kami KNPB minta kepada rakyat Papua tidak teprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar yang diperluaskan oleh oknum tertentu.


Keenam, kepala suku Wate Aleks Raiki hentikan mengadu domba rakyat Papua di Nabire dengan cara pelepasan tanah diatas pelepasan. Tutupnya (*)

Lebih baru Lebih lama