![]() |
Kehidupan masyarakat di Sugapa, ibukota Kabupaten Intan Jaya, provinsi Papua Tengah. |
Artinya, ketergantungan hidup orang Migani terhadap alam tersebut jika digunakan untuk beroperasinya perusahaan tambang, maka manusia dan kehidupannya hilang dari tanah leluhurnya. Oleh karena itu, orang Migani menolak kehadiran perusahaan, baik berskala besar, maupun perusahaan kecil, untuk beroperasi di Intan Jaya.
Orang Migani tidak hidup jauh dari alam. Gunung yang hendak dioperasi adalah tempat mereka mencari makanan, tempat perlindungan, bangun rumah, dan tempat menunjukkan keberadaan mereka. Orang Migani tidak punya alam lain, selain tanah warisan leluhurnya itu.
Pengaruh Blok B Wabu terhadap orang Migani
Dengan letak geografis yang diapiti gunung dan bukit, kehidupan orang Migani akan punah seiring dengan kehadiran perusahaan besar seperti Blok Wabu. Kita belajar dari contoh kasus kehidupan suku-suku tetangga seperti masyarakat adat Amungme dan Kamoro di Mimika, yang terancam limbah PT Freeport.
Menurut berita yang berkembang PT Blok B Wabu adalah bagian dari Blok A di Tembagapura, dari PT Freeport. Maka jelas bahwa dampaknya sangat memprihatinkan kehidupan dan eksistensi orang Migani di Intan Jaya.
Kedua suku di Mimika tersebut masih ada harapan untuk hidup lebih lama dengan tahan uji dari limbah, sekalipun barangkali ada ratusan bahkan ribuan jiwa yang telah menjadi korban.
Berbeda dengan orang Migani. Orang-orang Migani diperkirakan hanya hidup tiga atau empat tahun akibat limbah perusahaan jika PT Blok B Wabu beroeperasi. Sebab sungai-sungai di sana mengalir dari kawasan dimana Blok Wabu beroperasi.
Dengan demikian, segala bentuk pengoerasi Blok Wabu di Intan Jaya mesti ditolak. Orang Migani masih ingin hidup lebih lama dan menyaksikan kehidupan anak-anak cucu mereka.
Tanah Migani bukanlah tanah kosong. Tanah Migani adalah warisan leluhur yang dijaga, dipelihara dan sumber daya alamnya diolah secara turun-temurun, sesuai dengan sistem tata sosial yang berlaku. Alam dan manusia adalah satu kesatuan yang saling menghidupi, karena melalui alam, orang Migani dapat mengekspresikan diri dan menunjukkan eksistensinya. (*)
Penulis : Adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Abepura Jayapura (www//Suara papua/Jubi.co.id-PJ.its)